IDEAJA.com - Obesitas adalah kondisi ketika lemak menumpuk secara berlebihan di dalam tubuh akibat asupan energi (energy intake) yang tidak seimbang dengan energi yang digunakan (energy expenditure) dalam waktu lama.
Praktisi kesehatan masyarakat sekaligus Staf Teknis Komunikasi Transformasi Kesehatan Kementerian Kesehatan (Kemenkes RI), dr. Ngabila Salama, MKM mengungkapkan bahwa obesitas yang dapat meningkatkan risiko komplikasi, seperti hipertensi, diabetes melitus, stroke, hingga gagal ginjal kronis ini dapat dicegah melalui deteksi dini dan pola hidup yang sehat, salah satunya adalah dengan cara CERDIK.
Menurut dr. Ngabila, CERDIK adalah lima pola hidup sehat yang dapat dilakukan oleh masyarakat untuk mengurangi risiko obesitas. Adapun, CERDIK merupakan singkatan dari Cek kesehatan rutin, Enyahkan asap rokok, Rajin olahraga, Diet seimbang, Istrahat cukup, dan Kelola stres.
Selain rutin mengecek kesehatan dan menghindari kebiasaan merokok, dr. Ngabila menegaskan bahwa olahraga ringan, seperti merenggangkan tubuh atau melakukan pemanasan senam per dua jam sekali selama lima hingga 10 menit mampu menurunkan risiko obesitas.
"Lalu diet seimbang. Konsep isi piringku dari Kemenkes RI perlu diterapkan sehari-hari. Setengah piring adalah sayur dan buah, makin berwarna-warni akan lebih bagus," kata dr. Ngabila melalui keterangan tertulis yang diterima CNBC Indonesia, Rabu (6/3/2024).
"Setengah piring lainnya adalah karbohidrat atau nasi, lauk, pauk kaya protein hewani. Bisa juga nabati dan lemak, tentunya dengan komposisi seimbang," lanjutnya.
Tidak hanya itu, dr. Ngabila juga mengimbau setiap individu untuk mengurangi tingkat konsumsi gula, garam, dan lemak. Ia mengatakan, setiap orang dewasa maksimal mengonsumsi empat sendok makan gula, satu sendok teh garam, dan lima sendok makan lemak perhari.
"Sudah termasuk makan besar, camilan, minyak untuk menggoreng dan menumis, dan lain-lain," tegas dr. Ngabila.
Lebih lanjut, dr. Ngabila menyarankan setiap individu untuk rutin mengonsumsi buah dan sayur sesuai dengan porsi yang dianjurkan, yakni tiga porsi buah dan sayur saat makan besar dan dua porsi camilan di antara makan besar perhari.
"Bagi anak, terutama balita sangat penting untuk mencegah stunting yang utama dengan mencukupkan konsumsi protein hewani," jelas dr. Ngabila.
"Protein hewani dapat dijumpai pada telur, ikan, hati, ayam, daging, makanan laut (seafood), dan lain-lain," lanjutnya.
dr. Ngabila menegaskan bahwa mengelola asupan makan tidak cukup untuk mencegah risiko obesitas. Menurutnya, setiap individu wajib beristirahat cukup minimal tujuh jam sehari dan tidur siang jika kurang tidur saat malam hari.
Lebih lanjut, Kepala Seksi Pelayanan Medik dan Keperawatan RSUD Tamansari ini ini mengatakan bahwa masyarakat Indonesia, terutama calon ibu hamil wajib melakukan deteksi dini dengan mengukur Indeks Massa Tubuh (IMT). Hal ini dinilai dapat mencegah risiko obesitas pada anak.
"Mengukur Indeks Massa Tubuh (IMT) secara berkala dan mandiri minimal per enam bulan dengan rumus berat badan dalam Kilogram (kg) dibagi dengan tinggi badan dalam meter dikuadratkan atau BB/(TBxTB)," jelas dr. Ngabila.
Berikut klasifikasi obesitas bagi masyarakat Asia dan Indonesia.
Obesitas: jika IMT > 25
Gizi berlebih (Overweight): jika IMT 23-24,9
Normal: jika IMT 18,5-22,9.
Gizi kurang (Underweight): jika IMT < 18,5