IDEAJA.com - Kehidupan orang yang mencapai usia lebih dari 100 tahun selalu menarik diceritakan. Orang ingin tahu apa rahasia umur panjangnya dan bagaimana dia menjalani hidup.
Salah satu kisah terbaru tentang umur panjang datang dari Morrie Markoff. Lahir pada tahun 1914, Markoff selamat dari Perang Dunia, Depresi besar di AS, pandemi global, dan menjalani 19 masa kepresidenan Amerika.
Uniknya, sebelum menjadi orang tertua di Amerika, Markoff secara teknis pernah "meninggal" – tetapi tidak lama.
Tepat sebelum dia berusia 99 tahun, Markoff, seorang fotografer dan pematung yang suka bepergian dan tertarik mendiskusikan peristiwa dunia, mengalami serangan jantung.
Saat dia berada di rumah sakit, mesinnya tidak berfungsi, dan jantung Markoff berhenti berdetak selama beberapa menit, kata putrinya Judith Hansen kepada Business Insider.
Namun dia tidak hanya berhasil hidup kembali, Markoff bahkan melanjutkan hidup lebih dari satu dekade, menulis buku, dan dengan penuh semangat mengejar kecintaannya pada pembelajaran.
Tahun lalu, pada usia 109 tahun, ia menjadi viral karena merayakan ulang tahunnya dengan penampilan penari perut.
Pada usia 110 tahun, dia adalah pria Amerika tertua yang masih hidup sebelum kematiannya pada awal Juni lalu.
Dia bahan kembali mencetak rekor sebagai pendonor otak sehat tertua yang pernah tercatat.
Meskipun usianya sudah lanjut, Markoff tetap sehat dan bebas dari penyakit saraf, sehingga mempelajari kesehatan otaknya dapat membantu para peneliti memahami penurunan kognitif dan penuaan melalui Proyek Donor Otak.
Pola makan sederhana dan kebiasaan olahraga, serta rasa ingin tahunya yang terus-menerus dan keterlibatannya dalam komunitas, membuatnya tetap sehat secara fisik dan mental selama bertahun-tahun, menurut Hansen, yang kini berusia 83 tahun dan mengikuti teladannya.
"Saya hidup dengan cara yang sama," katanya. “Karena itu berhasil.”
Berjalan kaki menjadi olahraga utamanya
Selama bertahun-tahun, Markoff dan istrinya, Betty, yang hidup sampai usia 103 tahun, berjalan sejauh hampir 5 km setiap hari di sekitar waduk dekat rumah mereka, dan mempertahankan kebiasaan tersebut hingga usia 90an, kata Hansen.
Menjelang akhir hayatnya, Markoff tetap aktif meski hanya berjalan berputar di dalam ruangan.
"Ayah saya akan berjalan mengelilingi meja ruang makan bersama pengasuhnya," kata Hansen. "Lucunya adalah kita diminta meletakkan batas lain di atas meja agar lebih besar karena itu adalah jalurnya. Dia selalu berkata, 'Saya harus berolahraga.'
Menurut American Heart Association (AHA), jalan cepat selama 150 menit seminggu dapat mengurangi risiko penyakit jantung, stroke, dan diabetes.
Olahraga sederhana ini juga dapat memperbaikin tekanan darah dan gula darah, meningkatkan tingkat energi dan kekuatan tulang, serta meningkatkan kesejahteraan mental.
Laporan tahun 2023 yang diterbitkan dalam European Journal of Preventive Cardiology menemukan bahwa melakukan 500 langkah setiap hari dapat menurunkan risiko kematian akibat penyakit kardiovaskular sebesar tujuh persen, sementara berjalan kaki 1.000 langkah per hari dapat menurunkan risiko kematian karena semua penyebab sebesar 15 persen.
Makanan rumahan yang tidak berlebihan
Soal makanan, Markoff bukan orang yang terlalu pemilih. Dia memang tidak makan makanan olahan tetapi tetap menikmati hidangan penutup seperti es krim atau coklat. Markoff juga tidak mengonsumsi makanan super organik, meski dia juga bukan penggemar junk food.
Pada dasarnya, keluarga itu makan makanan sederhana buatan rumah, yang biasanya mencakup makanan penutup dalam porsi kecil, kata Hansen.
"Semua yang kami lakukan tidak berlebihan," katanya. "Kami tidak punya kue atau soda yang dibeli di toko, dan tidak ada yang mewah."
Keluarga Markoff juga paham dalam menghindari botol plastik, yang menurut penelitian kini dikaitkan dengan risiko kesehatan seperti diabetes.
Menjaga rasa ingin tahu dan ingin terlibat
Meskipun Markoff tumbuh dalam keluarga miskin dan putus sekolah saat kelas delapan, dia memiliki semangat yang kuat untuk mempelajari hal-hal baru dan selalu suka berhubungan dengan komunitasnya.
"Dia dan ibuku sangat terhubung dengan dunia. Mereka bangun setiap pagi dan membaca koran LA Times," kata Hansen.
Pasangan ini juga berkeliling dunia, termasuk ke Meksiko tepat setelah Jalan Raya Pan-Amerika dibangun pada awal tahun 1950-an, dan mengunjungi Eropa Timur, Jepang, dan Tiongkok.
"Mereka bukan tipe orang yang suka mengemudi," kata Hansen. "Itu terlalu mudah. Mereka naik bus dan kereta ke mana-mana."
Markoff senang berbagi pengetahuannya. Sejak pertengahan tahun 2000-an, ia memulai kebiasaan menulis sehari-hari yang kemudian menjadi blog dan akhirnya menjadi buku. Pada usia 103 tahun, dia menghadiri acara penerbitan bukunya dan menandatangani salinannya untuk para penggemar.
Dia juga menekuni bentuk ekspresi artistik seperti fotografi dan membuat patung dari besi tua, dan dia tidak malu dengan karya seninya, bahkan mencoba menyumbangkan karyanya ke museum, kata Hansen.
Kreativitas dan keingintahuannya kemungkinan besar membantunya tetap tajam secara mental. Bukti menunjukkan bahwa mempelajari hal-hal baru seiring bertambahnya usia dapat membuat otak tetap aktif.
Hansen berkata bahwa dia terus-menerus membagikan pengetahuannya dalam kehidupan dan akan sangat senang karena otaknya yang didonorkan dapat memberikan kontribusi terhadap sains yang sangat dia cintai.
"Dia pasti sangat bahagia," katanya. “Itu adalah warisan yang paling menakjubkan.” Seperti dilansir dari kompas.com