IDEAJA.com - Apakah kamu pernah setuju untuk pergi makan malam dengan teman, padahal sebelumnya kamu sudah berencana menghabiskan malam untuk menonton film favorit sambil menikmati secangkir kopi?
Jika kamu adalah seorang yang selalu mengatakan “ya” kepada orang lain bahkan dalam hal-hal kecil sekalipun, seperti selalu memenuhi permintaan bantuan orang lain dan selalu setuju atau menyiyakan setiap permintaan yang datang karena merasa tidak nyaman atau tidak tahu cara menetapkan batasan emosional yang sehat, hal tersebut disebut sebagai “people pleaser”.
Seorang people pleaser tidak sadar bahwa mereka terus menerus mengorbankan waktu, energi, dan perasaan mereka untuk orang lain. Mereka membiarkan orang lain memanfaatkan kebaikan mereka untuk menyenangkan orang lain, tanpa memikirkan kebahagiaan atau dampak negatifnya terhadap diri mereka sendiri.
“Seorang people pleaser sering kali kesulitan dengan identitas asli diri mereka sendiri, karena harga diri mereka terikat pada validasi eksternal. Hal ini menyebabkan mereka tidak benar-benar mengetahui siapa diri mereka dan bagaimana cara membela diri mereka sendiri,” ujar Emily Nader, seorang terapis berlisensi di Texas.
Lebih lanjut, Nader menjelaskan bahwa people pleaser disebabkan oleh rasa takut, terutama takut tidak memenuhi harapan atau keinginan orang lain sehingga mereka timbul perasaan takut ditinggalkan dan diabaikan. Rasa takut ini yang mendorong mereka untuk terus menerus memenuhi keinginan orang lain, walaupun merugikan diri mereka sendiri.
Oleh karena itu, mulailah untuk berani mengatakan “tidak” pada permintaan yang bukan menjadi kapasitas dan penting untuk menetapkan batasan yang jelas dengan orang lain. Berikut 5 tips lainnya untuk membuatmu berhenti menjadi seorang people pleaser, dilansir dari Well Good pada Selasa (27/8/2024).
1. Pahami kapan perilaku tersebut muncul
Dengan memiliki pemahaman kapan dan pada saat seperti apa kamu menjadi seorang people pleaser, kamu akan menemukan cara alternatif untuk menghindari hal tersebut terjadi di masa yang akan datang.
Natalie Moore, seorang terapis berlisensi menyarankan untuk memperhatikan situasi atau orang-orang yang memicu perilaku ini, serta mengenali tanda-tanda seperti mencari persetujuan, menghindari konflik, dan kurangnya batasan satu sama lain.
Dengan memiliki pemahaman kapan dan pada saat seperti apa kamu menjadi seorang people pleaser, kamu akan menemukan cara alternatif untuk menghindari hal tersebut terjadi di masa yang akan datang.
Natalie Moore, seorang terapis berlisensi menyarankan untuk memperhatikan situasi atau orang-orang yang memicu perilaku ini, serta mengenali tanda-tanda seperti mencari persetujuan, menghindari konflik, dan kurangnya batasan satu sama lain.
2. Memahami penyebab seorang menjadi people pleaser
Untuk berhenti menjadi seorang people pleaser, penting untuk memahami asal-usul perilaku tersebut. Nader menyarankan bahwa keinginan untuk menyenangkan orang lain sering kali berakar pada masa kanak-kanak, mungkin sebagai upaya untuk menyenangkan orang tua atau karena pengalaman dalam hubungan yang signifikan di masa kecil.
Moore menambahkan bahwa pengalaman hidup dan faktor eksternal lainnya juga dapat berperan dalam membentuk kecenderungan ini seperti bagaimana pola asuh orang tua, adanya pengalaman traumatis, dan rasa takut ditinggalkan oleh orang lain.
Untuk berhenti menjadi seorang people pleaser, penting untuk memahami asal-usul perilaku tersebut. Nader menyarankan bahwa keinginan untuk menyenangkan orang lain sering kali berakar pada masa kanak-kanak, mungkin sebagai upaya untuk menyenangkan orang tua atau karena pengalaman dalam hubungan yang signifikan di masa kecil.
Moore menambahkan bahwa pengalaman hidup dan faktor eksternal lainnya juga dapat berperan dalam membentuk kecenderungan ini seperti bagaimana pola asuh orang tua, adanya pengalaman traumatis, dan rasa takut ditinggalkan oleh orang lain.
3. Berlatih berbelas kasih pada diri sendiri
Nader menjelaskan bahwa seorang people pleaser sering kali memiliki kepercayaan diri yang rendah, dan menyalahkan diri sendiri dapat memperburuk perasaan tersebut.
Nader menyarankan untuk mengubah pola pikir dengan membingkai ulang pikiran negatif menjadi lebih positif. Seperti menulis afirmasi positif dan menempelkannya di tempat yang mudah terlihat.
Nader menjelaskan bahwa seorang people pleaser sering kali memiliki kepercayaan diri yang rendah, dan menyalahkan diri sendiri dapat memperburuk perasaan tersebut.
Nader menyarankan untuk mengubah pola pikir dengan membingkai ulang pikiran negatif menjadi lebih positif. Seperti menulis afirmasi positif dan menempelkannya di tempat yang mudah terlihat.
4. Cari tahu apa yang Anda butuhkan
Untuk berhenti menjadi seorang people pleaser, kamu perlu coba untuk mulai memprioritaskan kebutuhan dan batasan diri sendiri. Penting juga mengevaluasi apa yang kamu butuhkan secara pribadi dengan cara bertanya pada diri sendiri tentang hal yang diinginkan.
5. Lakukan aktivitas positif
Melakukan hal positif seperti menulis jurnal, berjalan-jalan, berolahraga, yoga, atau bermain dengan binatang peliharaan dapat membantu mengatasi ketidaknyamanan yang mungkin timbul setelah Anda menetapkan batasan.
Moore menambahkan bahwa Anda perlu mengevaluasi rutinitas harian Anda secara menyeluruh, termasuk pola makan, olahraga, dan waktu istirahat.
Dengan menjawab pertanyaan-pertanyaan seperti apakah pola makan Anda bergizi, apakah Anda berolahraga secara teratur, dan apakah Anda mendapatkan waktu istirahat yang cukup, Anda bisa mengidentifikasi kekurangan dalam rutinitas Anda dan melakukan perubahan yang diperlukan. Hal ini membantu Anda menjaga energi dan kesejahteraan pribadi sebelum memenuhi kebutuhan orang lain.
Untuk berhenti menjadi seorang people pleaser, kamu perlu coba untuk mulai memprioritaskan kebutuhan dan batasan diri sendiri. Penting juga mengevaluasi apa yang kamu butuhkan secara pribadi dengan cara bertanya pada diri sendiri tentang hal yang diinginkan.
5. Lakukan aktivitas positif
Melakukan hal positif seperti menulis jurnal, berjalan-jalan, berolahraga, yoga, atau bermain dengan binatang peliharaan dapat membantu mengatasi ketidaknyamanan yang mungkin timbul setelah Anda menetapkan batasan.
Moore menambahkan bahwa Anda perlu mengevaluasi rutinitas harian Anda secara menyeluruh, termasuk pola makan, olahraga, dan waktu istirahat.
Dengan menjawab pertanyaan-pertanyaan seperti apakah pola makan Anda bergizi, apakah Anda berolahraga secara teratur, dan apakah Anda mendapatkan waktu istirahat yang cukup, Anda bisa mengidentifikasi kekurangan dalam rutinitas Anda dan melakukan perubahan yang diperlukan. Hal ini membantu Anda menjaga energi dan kesejahteraan pribadi sebelum memenuhi kebutuhan orang lain.
6. Tetapkan batasan
Jika bertanya tentang bagaimana berhenti menjadi seorang people pleaser, mangatakan “tidak” tidak selalu cukup. Sangat penting untuk menetapkan batasan yang sehat yang membuat orang lain.Melakukan hal ini akan membantu teman dan anggota keluarga Anda memahami apa yang diharapkan dari Anda, dan mereka mungkin akan menghargai mengetahui batasan Anda sehingga mereka dapat menghindari membuat Anda tidak nyaman atau kewalahan.
Jika semua ini terasa sangat membebani, berikan diri Anda waktu untuk memproses emosi Anda. Sangat sulit untuk menghilangkan kebiasaan yang sudah berlangsung lama, terutama jika kebiasaan tersebut terbentuk sebagai sarana perlindungan emosional.
Namun, dengan dukungan yang tepat—dari seorang profesional, teman, dan keluarga—Anda dapat belajar cara berhenti menjadi orang yang menyenangkan orang lain dan mengutamakan diri sendiri sebelum mengutamakan orang lain. Seperti dilansir dari liputan6.com