Menurut Dokter Spesialis Anak sekaligus konsultan gizi, dr. Yoga Devaera, Sp.A(K), sebenarnya kesukaan seseorang terhadap rasa manis telah terbentuk sejak bayi baru lahir.
"Secara alamiah, kita sebetulnya dari bayi baru lahir memang punya preferensi rasa terhadap manis. Yang itu merupakan insting kita bahwa manis adalah sumber kalori. Jadi, dia (anak) akan lebih suka rasa manis," jelas dr. Yoga dalam acara Forum Ngobras 'Meluruskan Miskonsepsi Gula pada Nutrisi anak' di Jakarta Pusat, Selasa (4/9).
Di sisi lain, kesukaan anak pada rasa manis juga dapat dipengaruhi oleh lingkungan. Jadi, bila preferensi rasa manis yang terbentuk sejak dini, maka rasa tersebut akan bertahan hingga dewasa bila tidak diberi intervensi.
"Jadi, kalau dibiasakan sukanya manis itu akan bisa terbawa sampai dewasa. Kalau sudah telanjur gimana?" ucap dia.
Anak Telanjur Menyukai Makanan-Minuman Manis, Bisakah Diatasi?
Dokter anak yang praktik di RS Universitas Indonesia itu mengungkapkan bahwa mengurangi konsumsi gula pada anak harus dilakukan secara bertahap.
"Yang bisa kita kerjakan adalah mengurangi pelan-pelan kalau untuk anak-anak. Kalau untuk dewasa, tergantung pada niatannya. Kalau mau melatih sensorik supaya lebih bisa diterima kita bisa mengurangi pelan-pelan," tuturnya.
dr. Yoga memberi contoh, misalnya, anak-anak yang terbiasa minum susu dengan dua sendok makan gula. Namun, ketika ingin memberikannya lagi, kurangi sedikit takaran gula.
Bila anak suka susu UHT yang punya berbagai macam rasa, maka bisa dialihkan cara minumnya. Dari yang biasanya minum langsung dari kotaknya, kini buat ia meminum susunya dari gelas. Apa tujuannya?
"Supaya kita bisa mencampur dengan susu yang tanpa gula. Yang penting tentunya harus pelan-pelan. Kalau anak suka minum susu rasa stroberi atau cokelat, lalu tiba-tiba kita ganti ke susu putih itu biasanya dia belum tentu mau. Bisa mulai dari 5 cc, 10 cc, terus sampai akhirnya dia bisa," ujar dia.
Diakui dr. Yoga bahwa perubahan cara minum susu ini mungkin tidak akan langsung berhasil. Namun, memerlukan waktu berminggu-minggu bahkan berbulan-bulan lamanya.
Dan bagi orang dewasa, peralihan untuk ke pola makan rendah gula cenderung lebih mudah dilakukan. Asalkan, Anda memiliki motivasi yang kuat untuk mengurangi konsumsi gula. Seperti dilansir dari kumparan.com